Senin, 16 Agustus 2010

Piala Gubernur Makin Kurang Greget

Turnamen sepak bola Piala Gubernur Jatim tampaknya semakin kurang greget. Itu ditandai dengan kurang seriusnya tim-tim peserta untuk mengikuti even yang diselenggarakan Pengprov PSSI Jatim tersebut.
Sebagian besar peserta menganggap even tersebut hanya sebagai uji coba. Lihat saja Persema Malang, Arema Indonesia, Persela Lamongan, Persibo Bojonegoro, dan Persebaya Surabaya yang sampai sekarang belum memiliki kerangka tim yang jelas. Padahal even tersebut mempertaruhkan nama Gubernur Jatim.
Ketidakseriusan itu bisa jadi karena Pengprov PSSI Jatim terlalu memaksakan diri menggelar even tersebut dalam waktu dekat. Apalagi sebagian besar tim baru selesai mengikuti kompetisi dan mereka masih kesulitan mencari dana. Maklum sebagian besar tim masih mengelola tim secara amatiran sehingga tidak bisa mengelola dana yang masuk. Mereka masih kelempoken menyusu APBD.
Sebagai Pengprov yang selama ini membela Nurdin Halid, ketua PSSI, semestinya even ini diundur mendekati kompetisi ISL atau Divisi Utama dengan tetap mengutamakan tim-tim Jatim saja.
Meski jumlah tim sedikit, namun peserta punya persiapan cukup, dan bisa dilihat kekuatan timnya. Kalau sekarang ini (even dimulai 21 Agustus) tentu saja banyak tim yang belum siap. Persebaya saja baru buyar dan kini pemainnya masih menuntut pelunasan kontrak. Begitu pula Gresik United belum terbentuk tim. Bahkan Arema bakal menurunkan tim U-21.
Dengan kondisi ini lantas untuk apa membikin Piala Gubernur? Coba pembaca tebak tujuan apa panitia menggelar even itu.

Pemain Persebaya Tuntut Pelunasan Kontrak

Para pemain Persebaya mulai tak sabar terhadap manajemen timnya yang tak segera melunasi uang kontraknya. Kesabaran mereka meninggi setelah manajemen semakin sulit ditemui.
Karena itu yang menjadi sasaran keluhan adalah pelatih Rudy William Keltjes. Dia didesak pemainnya untuk segera melangkah.
’’Pemain terus menghubungi, saya sampai risih. Tapi mau bagaimana lagi, saya juga mantan pemain. Bisa merasakan kesulitan mereka di saat seperti ini,’’ ungkap Rudy (14/8).
Hingga Sabtu malam, dia mengaku belum ada perkembangan dari sikap manajemen terkait hal pembayaran sisa hak pemain. Jika belum ada kejelasan hingga Senin (16/8), Rudy terpaksa mengambil sikap agar pemainya bisa segera tenang.
’’Kalau sampai Senin masih seperti ini (belum ada kejelasan) kami terpaksa menghadap ke wali kota,’’ ungkap Rudy.
Sebenarnya, pelatih yang juga mantan pemain Persebaya tersebut bisa memahami keberadaan ketua Pengcab PSSI Surabaya Saleh Ismail Mukadar di tanah suci. Rudy mengaku tak menuntut masalah tersebut harus selesai dengan Saleh.
’’Kan masih ada pengurus yang lain. Kasihan kan pemain sampai relah tidak pulang,’’ ungkapnya.
Hingga kini, Mes Eri Irianto memang masih dihuni segelintir pemain. Di antaranya, Wijay, Korinus Fingkreuw, dan Deni Marcel. Seperti dikabarkan sebelumnya, para pemain tersebut berencana akan tetap tinggal di mes hingga persoalan haknya terselesaikan.
’’Saya setuju dengan itu, karena bagaimanapun pemain hidupnya dari bola,’’ tutur Rudy.
Beberapa pemain tersebut semakin perlu mendapatkan haknya karena mereka mendengar sebagian pemain lain sudah mendapatkan hak secara penuh. Rudy juga mengakui hal tersebut.
Bahkan, dia mengaku kurang senang dengan kebijakan manajemen yang seolah tebang pilih dalam memberikan hak pada pemain. ’’Di manapun juga tim itu kalau pahit ya dirasakan bersama-sama, kalau manis juga dirasakan bersama,’’ terangnya.
Hal tersebut, menurut dia, berpotensi tinggi memecah kondusifitas tim. Kondisi tidak menentu ini juga diakui mengurangi ketertarikan pemain utnuk menetap di Persebaya. Bahkan, jauh sebelum manajemen membubarkan tim, sejumlah pemain sempat mengaku tidak ingin memperkuat Persebaya.
’’Setelah pertandingan semua selesai, saya ingin pulang ke negara saya untuk liburan. Saya akan kembali ke Indonesia tapi tidak untuk bergabung dengan Persebaya,’’ terang salah seorang pemain yang enggan disebutkan namanya.

Ezequiel Gabung Latihan Persela

Persela Lamongan benar-benar mampu menjawab kekhawatiran pencintanya. Satu per satu pemain bidikan berhasil didatangkan untuk memperkuat Laskar Joko Tingkir menghadapi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2010-2011.
Di antaranya, pemain asing Gustavo Fabian Lopez. Playmaker asal Argentina itu kini sudah bergabung. Bahkan, Sabtu (14/8) lalu ada pemain senegaranya yang ikut berlatih di Stadion Surajaya Lamongan. Dia adalah Ezequiel Gonzales, yang sebelumnya memperkuat Persiba Bantul. Pemain ini sebelumnya disebut-sebut bakal ditandemkan dengan Gustavo. Dan itu benar adanya, karena perekrutan Ezequiel salah satu alasannya karena direkomendasikan oleh Gustavo. ’’Sebelumnya mereka sudah saling mengenal dan pernah bermain dalam satu klub yang sama. Mudah-mudahan nantinya mereka benar-benar padu dan saling mengerti demi meningkatklan prestasi tim,’’ kata bendahara Persela, Yuhronur.
Hanya, lanjut Yuhronur, meskipun kedua pemain tersebut sudah mengikuti latihan, tapi secara resmi mereka belum teken kontrak. Artinya, jika belum ada kata sepakat yang ditunjukkan dengan perjanjian hitam diatas putih, keduanya belum bisa dibilang resmi.’’Tapi, secara lisan keduanya sudah tidak ada masalah. Kalaupun masih ada yang harus dibicarakan, mungkin menyangkut administrasi lain yang tidak seberapa penting,’’ tandasnya.
Sementara itu, pemain asing lainnya Fabiano Beltrame direncanakan besok sudah muncul di Lamongan. Sebelumnya, Persela juga sudah berhasil mengikat beberapa pemain anyar. Di antaranya Feri Ariawan dan Hendro Siswanto, keduanya mantan pemain Persiba Balikpapan. Namun, tim besutan Subangkit itu juga kehilangan salah satu pilar di lini depan menyusul hengkangnya striker Samsul Arif ke Persibo Bojonegoro.

Rabu, 11 Agustus 2010

PT LI Teledor, Belum Surati Persebaya Kalah WO

Kerja pengurus PSSI dan PT Liga Indonesia (LI) sama buruknya. Samai Selasa (10/8) lalu Persebaya belum menerima surat kekalahan WO 0-3 dari Persik (8/8), padahal Pelita Jaya sudah dinyatakan sebagai pemenang babak playoff atas Persiram Raja Ampat melalui adu penalti dengan skor 4-2. Kemenangan itu mengantarkan tim asal Purwakarta tersebut tetap bertahan di Indonesia Super League (ISL).
’’Sampai malam ini (10/8) kami belum mendapatkan surat dari PT LI soal itu,’’ kata Saleh Mukadar, ketua Pengcab PSSI Surabaya.
Saleh prihatin atas hal tersebut. Namun, Saleh enggan berkomentar banyak. Sekali lagi, dia hanya menyatakan perlunya perbaikan dalam kompetisi di Indonesia.
Lebih lanjut, dia mengharapkan sosok lain di luar Nurdin Halid yang perlu menjadi calon di agenda Munas 2011 nanti. Namun, untuk mempersiapkan hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan.
Saleh menyatakan perlunya langkah untuk melakukan revolusi. ’’Jika sampai normal-normal saja, maka akan sulit diganti,’’ tegasnya.
Salah satu figur yang disebut Saleh cukup kuat untuk mengisi jabatan Ketua Umum PSSI adalah Arifin Panigoro.
Bahkan, Saleh menyatakan bahwa Arifin cukup serius menjadi pengganti Nurdin. Hal tersebut ditunjukkan dengan sejumlah pertemuan tidak resmi yang membicarakan gerakan perubahan di tubuh PSSI.
’’Perubahan itu penting di sepak bola Indonesia,’’ ujarnya.

Tim Bubar, Persebaya Terbelit Hutang Rp 5 M

Tim Green Force Persebaya yang berkiprah di Indonesia Super League (ISL) musim 2009-2010 akhirnya dibubarkan. Pembubaran itu dilakukan dalam pertemuan di sebuah rumah makan di Surabaya Selasa malam (10/8).
Dalam agenda tersebut, mayoritas awak Persebaya hadir. Selain saling bermaafan sebagai penutup kerja sama selama semusim, pengurus juga berbicara terkait tanggungan pada pemain yang belum terlunasi.
Ketua Pengcab PSSI Surabaya Saleh Ismail Mukadar mengaku berupaya keras memenuhi kewajiban pengurus pada pemain. Namun, Saleh tak bisa menjamin bisa menutup seluruh kewajiban pada pemain. Maklum, kewajiban tersebut dipenuhi dengan dana hutangan yang sebenarnya Saleh sendiri belum mengetahui jumlah persisnya.
’’Terus terang, kami mencari dana talangan dengan cara berhutang. Saat ini ada dua pihak yang mau meminjami saya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Kalau dua-duanya meminjami berarti sebagian besar kewajiban bisa terpenuhi. Tapi kalau tenyata hanya satu pihak saja, minimal hanya kasbon,’’ tegasnya.
Oleh sebab itu, salah satu kiper, Deny Marcel mempertanyakan kejelasan 25 persen dari nilai kontrak yang belum terbayar. Namun, Saleh tak menjaminnya bisa terbayar. ’’Doakan saja besok (11/8) dua pihak itu bisa memberikan dananya pada saya,’’ jawabnya.
Sebenarnya, bukan hanya di akhir musim ini. Persebaya harus pontang panting mencari hutangan. Di akhir kompetisi 2008-2009 lalu, Persebaya juga melakukan hal yang sama.
’’Hutang di musim lalu sebenarnya juga belum lunas, sekarang sudah ditambah lagi. Kami selama ini menjalani kompetisi juga dengan talangan,’’ tegasnya.
Saleh memang tak menyebut angka pasti hutang Persebaya sampai detik ini. Dia hanya menyatakan bahwa hutang Persebaya sudah menumpuk sekitar Rp 5 miliar. Namun, dia optimistis pihaknya bisa membayar hutang tersebut. ’’Sebenarnya dana Persebaya itu ada. Hanya karena ada beberapa masalah internal dana APBD itu belum keluar,’’ jelasnya.

Kurnia Meiga Teken Kontrak Bareng Janu

Komposisi pemain Arema proyeksi musim 2010-2011 mulai terang. Setelah mengikat 16 pemain, Yayasan Arema memastikan telah mendapatkan Kurnia Meiga. Kiper asal Jakarta ini secara tegas menyatakan pasti bertahan di Arema dan segera ke Malang.

Bukan hanya Kurnia Meiga yang sudah siap bergabung, pelatih Miroslav Janu juga memastikan tiba di Malang pada Jumat (13/8). Meiga dan Janu sudah cocok dengan nilai kontrak yang ditawarkan Yayasan Arema. Namun berapa nilai kontrak yang disepakati masih belum disimpan rapat manajemen. Namun informasi Radar menyebut, kontrak Meiga mengalami kenaikan seiring penampilannya yang bagus musim lalu. Meiga musim lalu dikabarkan dapat kontrak berkisar Rp 300 juta sehingga musim depan dalam kisaran Rp 350 juta. Sedangkan Miroslav Janu diperkirakan menerima kontrak senilai Rp 600 juta dalam durasi setahun.

Kepastian kesediaan keduanya tersebut diungkap media officer Arema Sudarmaji setelah mendapat konfirmasi dari Onana Jules Denies, agen yang menaungi keduanya. Meiga dan Janu dijadwalkan tanda tangan di Malang bersamaan pada 13 Agustus. ”Onana sudah menyampaikan kepada kami Miroslav Janu dan Meiga akan datang 13 Agustus,” kata Sudarmaji sebagaimana dikutip Radar Malang (10/8).

”Secara prinsip sudah tidak ada masalah. Mereka memastikan bersedia gabung di Arema. Untuk Meiga dia tinggal penandatanganan kontrak saja,” ucap dia.
Menurut Sudarmaji, berdasar penjelasan Onana, Meiga tetap memilih di Arema karena sejumlah pertimbangan. Salah satunya merasa nyaman tinggal di Malang, atmosfer suporter Aremania yang menyenangkan, serta ada kesempatan tampil di Liga Champions Asia.

Karena itu, ia pun menolak tawaran dari PSM Makassar meski secara nominal jauh lebih tinggi dari yang ia terima dari Arema. ”Meiga sudah kerasan di Arema,” ucapnya.

Bukan hanya itu, Meiga menyatakan tertarik kembali bergabung dengan Arema setelah melihat gerak cepat manajemen yang berinisiatif mempertahankan skuad yang ada.

”Untuk Miroslav Janu, dia sudah paham dengan karakteristik Arema,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk gelandang Esteban Guillen Tejera dia mengatakan pemain tersebut akan datang pada 23 Agustus. Saat ini, gelandang asal Uruguay itu tengah dalam proses pengurusan visa.

Dari deretan pemain asing yang telah bergabung di Arema: Pierre Njanka, Noh Alam Shah, M Ridhuan dan Esteban Guillen, masih ada satu nama asing yang termasuk skuad tahun lalu. Yaitu Roman Chmelo. Namun gelandang asal Slovakia itu juga tinggal tunggu waktu untuk gabung. Karena secara lisan ia sudah menyatakan ingin bertahan di Arema. Bahkan ia akan memboyong keluargnya ke Malang. ”Saat final Piala Indonesia di Solo, Roman menyatakan tetap ingin membela Arema musim depan,” kata dia.

Namun belum ada jadwal pasti pemain yang bernaung di bawah agen Eko Subekti mendarat di Malang. ”Semoga dalam waktu dekat Roman bisa segera bergabung dengan tim,” tandas mantan wartawan itu.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Alam Shah-Ridwan kembali ke Arema



Noh Alam Shah dan M. Ridhuan batal bergabung dengan Sriwijaya FC. Pembatalan ini ternyata tak hanya faktor rindu dengan suasana Malang, melainkan karena batalnya, Pierre Njanka, ke Sriwijaya FC dan tetap bertahan di Arema.
Along-- sapaan akrab Alam Shah-- dan Ridhuan juga berkeinginan mengikuti jejak Njanka bertahan di Arema. Bahkan rencananya Minggu (8/8) dua pemain yang masih berada di Singapura itu tiba di Malang.
Along dan Ridhuan mau bergabung dengan Sriwijaya FC asalkan Njanka juga mau bergabung dengan tim asal Palembang tersebut. Permintaan itu disepakati manajemen Sriwijaya FC dengan melakukan pembicaraan kontrak dengan Njanka. Bahkan manajemen Sriwijaya dengan Njanka sudah mencapai kesepakatan dengan nilai kontrak sekitar Rp 900 juta. Tapi kesepakatan itu batal karena Pembina Yayasan Arema Andi Darussalam Tabussala berhasil ”menahan” Njanka untuk tetap bertahan di Arema.
Batalnya Njanka ke Sriwijaya ini membuat pikiran Alam Shah dan Ridhuan berubah. Keduanya pun ikut membatalkan kontrak dengan Sriwijaya.
”Faktor utamanya karena Njanka gagal bergabung ke Sriwijaya. Jadi bukan semata-mata karena rindu dengan suasana Arema,” kata Ricky Nelson, agen Alam Shah dan Ridhuan Sabtu (7/8).
Sementara itu Alam Shah dan Ridhuan kemungkinan sejak kemarin sedang berada di Singapura. Namun kedatangannya ke Malang apakah akan melakukan pembicaraan perpanjangan kontrak dengan Arema atau tidak masih belum ada kepastian.
Ricky mengatakan, Alam Shah dan Ridhuan saat ini sedang menikmati liburan di Singapura. Tapi keduanya memang ada rencana datang ke Malang. ”Rencananya besok (hari ini, Red) mereka akan datang ke Malang. Tapi rencana itu bisa saja berubah. Jadi saya belum bisa pastikan. Sebab saya tidak akan mendampingi mereka apabila jadi ke Malang,” jelas Ricky.
Namun demikian, kata Ricky, kedua mantan pemain Tampines Rovers (Liga Singapura) itu sudah ada niat untuk kembali ke Arema. Tapi itu juga tergantung tawaran dari beberapa klub lain. Sebab mereka juga mendapatkan tawaran baik dari klub Indonesia ataupun negara di kawasan ASEAN.
Jadi, untuk kepastian keduanya bergabung ke tim berjuluk Singo Edan sangat tergantung dari hasil pembicaraan dengan manajemen.
Lantas apa sudah ada komunikasi dengan manajemen Arema? Ricky menegaskan, hingga saat ini belum ada komunikasi dengan manajemen Arema. Hal ini bisa dimaklumi, karena Along dan Ridhuan awalnya sudah tercapai kesepakatan dengan Sriwijaya FC. ”Tapi Ridhuan memang ada permintaan secepatnya ada deal kontrak dengan Arema apabila ada kecocokan harga. Sedangkan Along memang ada rencana umroh dulu,” tandas dia.